MAKALAH
SEKRESI SALURAN PENCERNAAN,
DIGESTI, DAN ABSORBSI
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Anatomi Fisiologi
Manusia
Mata Kuliah
: Anatomi Fisiologi Manusia
Dosen : Muh. Walid, S.Si.Apt
Disusun oleh:
Ainal Hana NPM. 0540018212
Nurul Inayah NPM.
0540018012
Noni Handayani NPM.
0540018712
Semester II
PROGRAM STUDI DIII FARMASI
FAKUTAS ILMU
KESEHATAN
UNIVERSITAS
PEKALONGAN
2013 / 2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini. Dengan penuh kemudahan, Tanpa
pertolongan-Mu mungkin makalah ini tidak dapat saya selesaikan.
Tujuan penulisan makalah ini
adalah untuk menambah pengetahuan tentang pancasila.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada dosen yaitu Bapak Muh. Walid,
S.Si.Apt yang telah membimbing kami belajar anatomi fisiologi
manusia
Akhir kata, saya ucapkan terima kasih kepada Muh. Walid, S.Si.Apt yang telah mengajarkan tentang pancasila. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhoi segala usaha kami ini .Amin.
Pekalongan, Juni 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata
Pengantar........................................................................................................................ i
Daftar Isi................................................................................................................................. ii
BAB
1. Pendahuluan
1.1
Latar
Belakang................................................................................................................. 1
1.2
Rumusan
Masalah............................................................................................................ 2
1.3
Tujuan............................................................................................................................... 2
BAB
2. Pembahasan
2.1 Konsep sistem
pencernaan ............................................................................................... 3
2.2 Sekresi pencernaan ............................................................................................................ 4
2.3
Digesti saluran pencernaan................................................................................................ 6
2.4 Absorbsi saluran pencernaan
........................................................................................... 11
BAB
3. Penutup
3.1
Kesimpulan...................................................................................................................... 14
3.2 Saran................................................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 15
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang
Pada dasarnya, semua makhluk hidup harus memenuhi
kebutuhan energinyadengan cara mengkonsumsi makanan. Makanan
tersebut kemudian diuraikan dalam sistem pencernaan menjadi sumber energi, sebagai komponen penyusun sel dan jaringan tubuh, dan nutrisi yang membantu
fungsi fisiologis tubuh. Proses pencernaan makanan pada manusia melibatkan alat-alat pencernaan makanan yang kita makan. Alat
pencernaan makanan dapat di bedakan atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan manusia memanjang darimulut sampai anus, terdiri dari mulut (kaum olis),
kerongkongan (esofagus), lambung (ventlikulus), usus halus(intestinum) usus besar (kolon), dan anus. Kelenjar pencernaan menghasilkan enzim –enzim yang membantu proses pencernaan kimiawi. Kelenjar air liur, kelenjar getah
lambung, hati (hepar), dan pankreas.
Saluran pencernaan merupakan saluran
yang menerima makanan dari luar dan mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh
dengan jalan proses pencernaan (pengunyahan, penelanan, dan pencampuran) dengan
enzim dan zat cairyang terbentang mulai dari mulut (oris) sampai anus. Dari
saluran pencernaan akan terbentuk sistem pencernaan yang terdiri dari
organ-organ pencernaan yang tergabung membentuk saluran pencernaan. saluran
pencernaan tersebut terdiri dari Oris(mulut), Faring(tekak),
Esofagus(kerongkongan) Ventrikulus(lambung), usus halus,usus besar, rektum,
anus. Selain itu alat penghasil getah cerna terdiri dari Kelenjar ludah,
kelenjar getah lambung, kelenjar hati, kelenjar pankreas, kelenjar getah usus.
Selama dalam pankreas, pencernaan
makanan dihancurkan menjadi zat-zat yang sederhana yang hanya diserap dan
digunakan oleh sel jaringan tubuh. Berbagai perubahan sifat makanan terjadi
karena kerja berbagai enzim yang terkandung di dalam berbagai cairan
pencernaan.
Setiap jenis zat mempunyai tugas khusus
bekerja atas satu jenis makanan dan tidak mempunyai pengaruh terhadap jenis
lain.
1.2 Rumusan
masalah
1. Bagaimana
konsep dari sistem Pencernaan?
2. Apa
saja yang diketahui mengenai sekresi pencernaan ?
3. Apa
yang dimaksud dengan Digesti?
4. Bagaimana
Absorbsi pada saluran pencernaan?
1.3 Tujuan
1. Dapat
mengetahui konsep dari sistem pencernaan.
2. Dapat
mengetahui mengenai sekresi pencernaan.
3. Dapat
mengetahui mengenai digesti.
4. Dapat
mengetahui absorbsi dari saluran pencernaan.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1. Konsep
Sistem Pencernaan
Sistem
pencernaan ( bahasa inggris : digestive system ) adalah sistem organ dalam
hewan multisel yang menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan nutrien,
serta mengeluarkan sisa proses tersebut melalui dubur. Sistem pencernaan antara
satu hewan dengan yang lainnya bisa sangat jauh berbeda.
Secara spesifik,
sistem pencernaan berfungsi untuk mengambil makanan, memecahnya menjadi molekul
nutrisi yang lebih kecil, menyerap molekul tersebut kedalam aliran darah.
Kemudian membersihkan tubuh dari sisa pencernaan. Pencernaan makanan merupakan
proses mengubah makanan dari ukuran besar menjadi ukuran yang lebih kecil dan halus,
serta memecah molekul makanan yangkompleks menjadi molekul
yang sederhana dengan menggunakan enzim dan organ-organ pencernaan.
Enzim ini dihasilkan oleh organ-organ pencernaan dan jenisnya tergantung
dari bahan makanan yang akan dicerna oleh tubuh. Zat makanan yang dicerna akan
diserapoleh tubuh dalam bentuk yang lebih
sederhana. Proses pencernaan makanan pada tubuhmanusia dapat dibedakan
atas dua macam, yaitu$. Proses pencernaan secara mekanik /aitu proses perubahan makanan dari bentuk besar
atau kasar menjadi bentuk kecil dan halus.
Pada manusia dan mamalia umumnya, proses pencernaan mekanik dilakukan
dengan menggunakan gigi. Proses pencernaan secara kimiawi (enzimatis)
yaitu proses perubahan makanan dari zat yang
kompleks menjadi zat – zat yang lebih sederhana
dengan menggunakan enzim.
Enzim
adalah zat kimia yang dihasilkan oleh tubuh yang berfungsi
mempercepat reaksi-reaksi kimia dalam tubuh.Proses pencernaan makanan pada
manusia melibatkan alat-alat pencernaan makanan.Alat-alat pencernaan manusia
adalah organ-organ tubuh yang berfungsi mencerna makananyang kita makan. Alat pencernaan dapat dibedakan atas saluran pencernaan
dan kelenjar pencernaan. !elenjar pencernaan menghasilkan enzim
– enzim yang membantu proses pencernaan kimiawi. Kelenjar – kelenjar pencernaan
manusia terdiri dari kelenjar air liur, kelenjar getah lambung, hati ( hepar),
dan pankreas. Berikut ini akan dibahas satu persatu proses pencernaan
yang terjadi di dalam saluran pencernaan makanan pada manusia.
2.2. Sekresi
Pencernaan
a.
Prinsip – prinsip umum dari
saluran pencernaan
Dalam tipe anatomis dari kelenjar
menyediakan saluran pencernaan yang berbeda-beda. Pertama, pada permukaan
epitel dari sebagian besar bagian traktus gastrointestinal terdapat beruta-juta
terdapat berjuta-juta kelenjar mukus sel-tunggal yang sering disebut sel
goblet. Kelenjar ini berfungsi sebagai respon terhadap iritasi lokal pada
epitel. Kedua, banyak daerah permukaan traktus gastrointestinal dikelilingi
oleh ceruk (pits) yang merupakan invaginasi dari epitel kedalam submukosa.
Ketiga, didalam lambung dan bagian
atas duodenum terdapat sejumlah besar kelenjar tubular yang dalam. Keempat,
beberapa kelenjar yang kompleks, yaitu kelenjar saliva, pankreas dan hati juga berhubugan
dengan saluran pencernaan. Kelenjar ini menghasilkan sekresi untuk pencernaan
atau emulsifikasi makanan. Hati menstruktur secara khusus.
b.
Mekanisme dasar rangsangan
kelenjar saluran pencernaan
Pengaruh kontak maan dengan
epitel-fugsi perangsangan saraf enterik.
Keberasaan mekanisme makanan dalam suatu segentertentu traktus gastrointestinal
biasanya menyebabkan kelenjar-kelenjar daerah itu.
1)
rangsang otonom dari sekresiRangsangan parasimpatis.
Rangsang dari saraf parasimpatik ke saluran penccernaan hampir selalu
meningkatkan laju kecepatan sekresi kelenjar pencernaan, ini terutama terjadi
pada kelenjar dibagian atas saluran seperti kelnjar saliva, kelenjar esofagus,
kelenjar gastrik, pankreas dan kelenjar brunner pada duodenum.
2)
Rangsangan simpatis.
Perangsangan saraf simpatis yang menuju traktus
gastroinsttinal akan mengakibatkan akan mengakibatkan terjadinya peningkatan
ringan sapai sekresi bebrapa kelenjar setempat. Namun, rangsangan simpatis juga
mengakibatkan konstriksi pembuluh darah yang menyerupai kelenjar. Oleh karena
itu, rangsangan simpatis sendiri biasanya sedikit sedikit meningkatkan sekresi,
yang kedua, jika rangsangan parasimpatis atau hormonal sudah menakibatkan
sekresi kelanjar yang sangat banyak, adanya tumpah tindih rangsangan simpatis
biasanya akan mengurangi sekresi, kadang secara bermakna, terutama karena
reduksi vasokonstruksif dari suplai darah.
c.
Mekanisme dasar sekresi oleh
sel – sel kelenjar
Sekresi zat organik pada prinsipnya mengarah pada
prinsip-prinsip berikut:
1)
zat nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan
sekresi, pertama harus berdifusi secara aktif oleh darah didalam kapiler
kedasar sel kelenjar.
2)
Banyak motokondria yang terletak didalam sel kelenjar
yang berdekatan dengan dasarnya terletak menggunakan energi oksidasi untuk
membentuk adenosin trifosfat (ATP).
3)
Energi dari ATP, bersama dengan zat padat. Yang
disediakan oleh nutrisi.
4)
Bahan sekretoris kemudian dibawa melalui ubuh reikulum
endopalmik, menuju vesikel dari kompleks golgi selama kira-kira 20 menit.
5)
Dalam kompleks golgi, zat-zat tersebut kemudian
dimodifikasi, ditambahkan, dipekatkanm dan dikeluarkan melalui sitoplasma dalam
bentuk vesikel sekretoris yang tersimpan pada ujung apikal sel-sel sekretoris.
6)
Vesikel-vesikel ini tetap tersimpan sampai sinyal
pengontrol syaraf menyebabkan sel mengeluarkan isi vesikel melalui permukaan
sel.
d.
Sekresi Saliva
Kelenjar saliva yang utama yaitu
kelenjar parotis, submandibularis, dan sublingualis, sekresi saliva normal
harian berkisar 800 sapai 1500 mililiter, saliva mengandung dua tipe sekresi
protein yang utama:
1)
sekresi serosa yang mengandung ptialin (suatu α-amilase),
yang erupakan enzim untuk mencernakan karbohidrat, dan
2)
sekresi mukus yang mengandung musim untuk tujuan
pelumasan dan perlindungan permukaan.Sekresi ion saliva menganfung sejumlah ion
kalium dan ion karbonat. Sebalinya, konsentrasi ion natrium dan klorida umumnya
lebih rendah pada saliva daripada didalam plasma.
e.
Sekresi Esofagus
Sekresi
esofagus seluruhnya berkarakter mukus dan terutama memberi fungsi pelumasan
untuk menelan. Bagian utama dari esofagus dikelilingi oleh beberapa kelenjar
mukus sederhana. Padabagian ujung lambung, dan dalam jumlah kecil apada bagian
awal esofagus, terdapat juga beberapa sekresi oleh kelenjar mukus campuran.
Mukus yang disekresikan oleh kelenjar campuran pada esofagus bagian atas akan
mencegah eksplorasi mukosa akibat makanan yang baru saja masuk, sedangkan
kelnjar campuran yang berada didekat sambungan esofagustrik akan melindungi
esofagusdari pencernaan oleh asam getah lambung yang sering mengalami refluks
dari lambung kembali ke bagian bawah esofagus. Walaupun ada fungsi pelindung,
tukak lambung kadang masih dapat terjadi pada ujung gastrik esofagus.
f.
Sekresi lambung
Selain
sel-sel penyekresi mukus yang mengelilingi seluruh permukaan lambung, mukosa
lambung memiliki dua tipe kelnjar tubular yang penting : kelenjar oksintik
(kelenjar gastrik), kelenjar pilorik. Kelenjar oksintik (pembentukan asam)
menyeresi asam hdroklorida, pepsinogen, faktor instriksik dan mukus untuk
melindungi mukosa pilorus dari asam lambung. Kelenjar tersebut juga meneresi
hormon gastrin.
g.
Sekresi Pankreas
Penkreas
terletak sejajar dan dibelakang lambung, merupakan kelenjar campuran yang besar
yang kebanyakan struktur bagian dlamnya hampir sama seperti kelnjar saliva.
Enzim-enzim pencernaan penkreas disekresikan oleh asini penkreas dan sejumlah
besar larutan natrium, ikarbonat disekresikan oleh duktulus kecil dan duktus
lebih besar yang brasal dari sini.
2.3 Digesti
Saluran Pencernaan
A. Pengertian Digesti
Digesti (pencernaan) adalah proses
pemecahan zat-zat makanan sehingga dapat diabsorpsi oleh saluran pencernaan.
Proses digesti meliputi:
(1)
pengambilan makanan (prehensi)
(2)
memamah (mastikasi)
(3)
penelanan (deglutisi)
(4)
pencernaan (digesti)
(5)
pengeluaran sisa-sisa pencernaan (egesti).
Berdasarkan proses pencernaannya dapat dibedakan menjadi digestimakanan
secara mekanis, enzimatis, dan mikrobiotis.Hasil akhir proses pencernaan adalah
terbentuknya molekul-molekul atau partikel-partikel makanan yakni: glukosa,
asam lemak, dan asam amino yang siap diserap (absorpsi) oleh mukosa saluran
pencernaan. Selanjutnya, partikel-partikel makanan tersebut dibawa melalui
sistem sirkulasi (tranportasi) untuk diedarkan dan digunakan oleh sel-sel tubuh
sebagai bahan untuk proses metabolisme (assimilasi) sebagai sumber tenaga
(energi), zat pembangun (struktural), dan molekul-molekul fungsional (hormon,
enzim) dan keperluan tubuh lainnya.
B. Sistem
Digesti
Sistem digesti tersusun atas saluran digesti dan
kelenjar digesti.
1.
Saluran digesti
Pada manusia saluran digesti tersusun atas:
a. Mulut (rongga mulut)
Di rongga mulut terdapat gigi
(gerigi) yang berfungsi untuk menyobek,mengunyah zat-zat makanan secara mekanis
sehingga menjadi zat-zat yang lebih kecil dan memudahkan bekerjanya enzim
pencernaan. Di rongga mulut terdapat bibir, lidah dan palatum (langit-langit)
untuk membantu penguyahan zat makanan,dan penelanan zat makanan. Di rongga
mulut terdapat muara kelenjar air liur (saliva) yang mengandung enzim
ptyalin (amilase).
b. Faring (Pharynx)
Merupakan persilangan antara saluran
makanan dan saluran udara. Epiglotis berperan sebagai pengatur
(klep) kedua saluran tersebut. Pada saat menelan makanan saluran
udara ditutup oleh epiglotis dan sebaliknya jika sedang menghirup nafas.
c. Esofagus (kerongkongan)
Sebagai saluran panjang berotot
(muskuler) yang menghubungkan rongga mulut dengan lambung. Pada batas antara
esophagus dengan lambung terdapat sphincter esophagii yang berfungsi mengatur agar makanan yang sudah
masuk ke dalam lambung tidak kembali ke esophagus.
d. Gastrium (lambung)
Di lambung,
makanan ditampung, disimpan, dan dicampur dengan asam lambung, lendir dan
pepsin. Mukosa lambung banyak mengandung kelenjar pencernaan. Kelenjar pada
bagian pilorika dan kardiaka menghasilkan lendir.Kelenjar pada fundus terdapat
sel parietal (oxyntic cell) menghasilkan HCl, dan chief cell menghasilkan pepsinogen. Proses digesti di
lambung meliputi:
1)
Pencernaan pada lambung sebatas pada protein, sangat
sedikit lemak, dan karbohidrat. Absorpsi zat-zat tertentu seperti; alkohol,
obat-obatan.
2)
Makanan setelah melewati lambung menjadi dalam bentuk
bubur makanan (chyme). Dengan mekanisme dorongan dari otot lambung chyme menuju ke usus dua belas jari (duodenum).
e. Intestinum tenue (usus halus)
Usus halus dibedakan menjadi 3
bagian: duodenum, jejunum, dan ileum.
1)
Duodenum
Pada
duodenum terdapat muara dari duktus koledokus dan duktuspankreatikus. Cairan
empedu dari kantung empedu dikeluarkan lewat duktuskoledokus. Cairan pankreas
lewat duktus pankreatikus. Cairan pankreas mengandung enzim lipase, amylase,
trypsinogen dan chemotrypsinogen. Lipase untuk memecah lemak (setelah
diemulsifikasikan oleh empedu) menjadi asam lemak dan gliserol. Amylase untuk
memecah amilum menjadi sakarida sederhana.
2)
Jejunum
Jejunum
merupakan tempat absorpsi zat-zat makanan. Proses penyerapan (absorpsi) zat-zat
makanan meliputi; difusi, osmosis, dan transpor aktif.
a) Monosakrida
dan asam amino melalui mekanisme difusi fasilitasi.
b) Asam lemak
melalui mekanisme difusi biasa.
c) Vitamin
melalui mekanisme difusi biasa.
d)
Air melalui mekanisme difusi dan osmose.
e)
Elektrolit dan mineral melalui mekanisme
difusi, dan transport aktif.
3)
Ileum
Absorpsi melalui villi
usus.
f. Intestinum crassum (usus besar)
Usus besar terdiri atas caecum dan colon. Caecum berupa kantung - kantung
dengan pita (taenia) dan haustra. Colon dapat dibedakan menjadi colon ascenden
(naik), transversal (mendatar), descenden (turun). Usus besar merupakantempat
untuk absorpsi air dan mineral yang tidak terserap di usus halus. Pencernaan
secara mikrobiotis oleh bakteri komensal (E. coli), menghasilkan gas,dan sintesis vit. K.
g. Rektum
Rektum merupakan kantung yang berfungsi menampung feses. Setelahpenuh
terjadi perangsangan karena ekstensi (peregangan) dinding rektumsehingga timbul
keinginan untuk berak (defikasi).
h. Anus
Anus merupakan katup
muskuler (spinchter ani) berfungsi mengatur pengeluaran
tinja. Kelainan saluran pencernaan:
1)
Mencret (Diare), karena adanya
rangsangan yang berlebihan sehingga motilitas usus meningkat.
2)
Konstipasi, karena defekasi yang tidak
teratur dan sulit.
2.
Kelenjar Digesti (Glandula Digestoria)
Kelenjar pada saluran
digesti; sel-sel mukosa gastrium dan usus halus. Permukaan dudenum membentuk
llipatan-lipatan disebut villi usus, diantara lipatan tersebut terdapat sel-sel
Kripta Lieberkuhn yang berperan menghasilkan enzim enterokinase. Enterokinase berperan
mengaktifkan trypsinogen menjadi trypsin. Sel sekretori mukosa usus halus
mensekresikan cairan yanng mengandung enzim pencernaan:
1)
Disakaridase, berperan menghidrolisis
disakarida menjadi monosakarida.Dibedakaan menjadi: maltase, laktase, dan
sukrase.
2)
Peptidase, untuk menghidrolisis
polipeptida dan dipeptida menjadi as. amino.
3)
Lipase usus, berperan menghidrolisis
lemak menjadi asam lemak dan gliserol
.
C.
Proses digesti karbohidrat
(KH)
1) Pencernaan
KH di mulut: kelenjar air liur mengeluarkan saliva yang mengandung enzim
ptyalin (amilase). Perannya untuk mengubah amilum menjadi sakarida sederhana.
2) Pencernaan
KH di lambung: Karbohidrat dalam makanan ditampung, disimpan, dan dicampur
dengan asam lambung, lendir dan pepsin.
3) Pencernaan
KH di Usus halus: di dalam duodenum terdapat amylase untuk
memecah amilum menjadi monosakarida.
Maltosa ⎯⎯⎯→ glukosa + glukosa maltase
Sukrosa ⎯⎯⎯→ fruktosa + glukosa sukrase
Laktosa ⎯⎯⎯→ galaktosa + glukosa laktase
4) Proses
penyerapan (absorpsi) KH melalui mekanisme difusi fasilitasi olehhormon
insulin, terutama di duodenum dan jejunum.
D.
Proses Digesti Lemak
Unsur lemak dalam makanan yang
memiliki peranan penting dalam proses fisiologis adalah: trigliserida,
fosfolipid, dan kolesterol. Trigliserida terusun atas asam lemak dan gliserol.
Kolesterol dalam makanan kebanyakan berasal dari kolesterol hewan, sedangkan
kolesterol dari tumbuhan sukar diserap oleh mukosa usus.Digesti lemak makanan
meliputi:
1.
Pencernaan lemak di mulut oleh enzim lipase yang
dihasilkan kelenjar Ebner’s yang terdapat pada permukaan dorsal lidah dikenal
sebagai enzim lipase lingual. Enzim lipase ini bekerja aktif di lambung dan
mencerna lemak sekitar 20-30%.
2.
Pencernaan lemak di lambung oleh enzim lipase lambung
(gastric lipase).
Enzim lipase lambung ini kurang memiliki peranan
penting kecuali bila terjadi gangguan pankreas.
3.
Pencernaan lemak di usus halus: Pada duodenum terdapat
muara dari duktus choledokus dan duktus pankreatikus. Cairan empedu dikeluarkan
lewat duktus choledokus, sedangkan cairan pankreas dikeluarkan lewat duktus
pankreatikus. Lemak setelah diemulsifikasikan oleh
garam empedu menjadi larut air sehingga memungkinkan enzim lipase pankreas
bekerja. Enzim lipase pankreas memegang peranan penting pada digesti lemak di
dalam usus halus sebagai pemecah ikatan antara asam lemak dengan gliserol pada
rantai 1 dan 3 dari trigliserida sehingga dihasilkan asam lemak dan 2 mol
monogliserida.
4.
Asam lemak, gliserol, dan kolesterol di
dalam lumen usus halus bersatu membentuk butiran-butiran (agregat) yang disebut micelle.
5.
Kolesterol yang terdapat dalam makanan dalam
wujud ester kolesterol yang akan dihidrolisis oleh enzim ester-kolesterol
hidrolase yang terdapat dalam cairan pankreas menjadi kolesterol.
6.
Proses penyerapan (absorpsi) lemak
makanan: micelle diserap oleh sel mukosa usus halus dengan cara difusi pasif. Di dalam sel
mukosa usus asam lemak dan gliserol mengalami reesterifikasi (bergabung lagi)
menjadi trigliserida.
Demikian juga kolesterol mengalami
reesterifikasi menjadi ester kolesterol.
7.
Trigliserida dan ester kolesterol
bersatu diselubungi oleh selaput protein sehingga disebut lipoprotein atau
disebut kilomikron. Hal ini untuk mencegah agar antar molekul lemak tidak
bersatu sehingga membentuk bulatan besar.
Kilomikron keluar dari sel mukosa usus
secara eksositosis (kebalikan pinositosis) kemudian diangkut lewat sistem
limfatik (duktus thoracikus, cysterna chili) selanjutnya masuk ke dalam
sirkulasi darah. Kadar kilomikron dalam plasma darah meningkat 2-4 jam setelah
makan. Sedangkan gliserol langsung diabsorpsi ke pembuluh darah porta hepatika.
Absorpsi lemak paling banyak terjadi di usus halus bagian atas (duodenum dan
yeyenum) dan sebagian kecil di ileum.
2.4 Absorbsi
Saluran Pencernaan
Absorbsi
adalah pemindahan hasil akhir pencernaan KH, L. P (gula sederhana, asam lemak
dan asam amino) melalui dinding usus ke sirkulasi darah dan limfe untuk
digunakan sel-sel tubuh
1. Anatomi
sistem absorpsi
Absorpsi zat
– zat gizi terutama terjadi pada permukaan usus halus. Usus halus yang
panjangnya kurang lebih enam meter dan diameter kurang lebih 2,5 cm, mempunyai
luas permukaan 200 m2. Usus halus berbentuk lipatan – lipatan. Tiap
lipatan memiliki ribuan jonjot – jonjot yang dinamakan vili. Sebuah
vili terdiri atas ratusan sel yang masing – masing mempunyai bulu yang sangat
halus, dinamakan mikrovili. Di dalam celah – celah antar vili terdapat kripta –
kripta berupa kelenjar yang mengeluarkan getah – getah usus ke dalam saluran
usus halus.
2. Sistem
absorpsi
Vili secara
terus – menerus dalam keadaan bergerak. Tiap vilus dilapisi oleh lapisan otot
yang sangat tipis. Tiap molekul zat gizi yang ukurannya cukup kecil untuk
diserap, terjadi di dalam mikrovili dan diserap ke dalam sel. Pada tiap vili
terdapat pembuluh – pembuluh darah dan pembuluh – pembuluh limfe yang berasal
dari sistem peredaran darah dan sistem limfe, yang merupakan sistem
transportasi zat – zat gizi.Saluran cerna bekerja secara selektif. Bahan yang
dibutuhkan tubuh dipecah dalam bentuk yang dapat diserap dan diangkut ke
seluruh tubuh, dan bahan yang tidak digunakan dikeluarkan dari tubuh.
3. Cara
absorpsi
Absorpsi merupakan proses yang sangat kompleks dan menggunakan empat cara :
pasif, fasilitatif, aktif, dan fagositotis.Absorpsi pasif trejadi bila zat gizi
diabsorpsi tanpa menggunakan alat angkut atau energi. Absorpsi fasilitatif
menggunakan alat angkut protein untuk memindahkan zat gizi dari saluran cerna
ke sel yang mengabsorpsi. Absorpsi aktif menggunakan alat angkut protein dan
energi.
4. Pengaturan
pencernaan dan absorpsiProses pencernaan dan absorpsi berlangsung dengan cara
sangat terkoordinasi. Struktur saluran cerna dan cara kerjanya memungkinkan
pemecahan makanan menjadi unit – unit sangat halus dan pengantaran produknya ke
seluruh tubuh.
a.
Hormon – hormon saluran cerna dan sistem saraf
Ada dua
sistem yang mengatur sistem pencernaan dan penyerapan, yaitu sistem hormon dan
sistem saraf. Isi saluran cerna merangsang atau menghambat sekresi pencernaan
dengan memberi pesan yang disampaikan hormon dan sistem saraf dari satu bagian
cerna ke bagian lain. Pengaturannya dilakukan melalui mekanisme umpan balik.
b.
Pengaturan pH lambung
Pemeliharan
pH lambung antara 1,5 – 1,7 dilakukn oleh hormon gastrin yang dikeluarkan oleh sel
– sel dinding lambung. Masuknya makanan ke dalam lambung merangsang sel – sel
pada dinding lambung untuk mengeluarkan gastrin. Gastrin merangsang sel – sel
kelenjar lambung lain untuk mengeluarkan cairan hidroklorida. Bila pH mencapai
1,5 asam klorida menghentikan pengeluaran gastrin, sehingga produksi
hidroklorida ikut terhenti, dan lambung tidak menjadi terlalu asam.Pengaturan
lain adalah reseptor saraf di dalam dinding lambung. Reseptor ini bereaksi
terhadap kehadiran makanan dengan cara merangsang kelenjar lambung untuk
mengeluarkan cairannya dan otot untuk melakukan kontraksi. Pada saat lambung
mengosongkan diri, reseptor tidak lagi terangsang, pengeluaran cairan lambung
diperlambat dan kontraksi lambung diperlambat.
c.
Pengaturan pembukaan sfingter pilorus
Pengaturan pembukaan dan penutupan
sfingter pilorus dilakukan sebagai berikut : bila sfingter pilorus relaksasi,
kimus yang bersifat asam masuk dari lambung ke usus halus. Keasaman yang
ditimbulkan berakibat pada penutupan sfingter dengan rapat. Masuknya bikarbonat
dari pankreas yang menjadikan medium di sekitar sfingter menjadi basa, membuat
otot sfingter kembali relaksasi.
Saluran pencernaan sangat peka
terhadap kondisi lingkungan. Hal ini banyak dipengaruhi oleh faktor – faktor
gaya hidup, seperti tidur, istirahat, aktivitas fisik, dan keadaan emosional.
Tidur dan istirahat dapat menjadi salah satu cara untuk pemeliharaan dan
perbaikan jaringan – jaringan, serta pengeluaran sisa – sisa yang dapat
mengganggu fungsi saluran cerna. Aktivitas fisik berpengaruh pada kekencangan
otot saluaran cerna, sedangkan keadaan mental berpengaruh pada aktivitas hormon
dan urat saraf yang mempengaruhi pencernaan dan absorpsi. Pada saat makan,
dibiasakan makan dengan tenang dan rileks untuk mrmbantu proses pencernaan
supaya tetap mampu menghsilkan hormon – hormon secara maksimal dan proses
mencerna berjalan dengan lancar.
Faktor lain yang juga mempengaruhi
pencernaan dan absorpsi adalah jenis makanan yang dikonsumsi. Makanan yang
dikonsumsi harus seimbang, beragam, dan berkecukupan.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dari hasil
pembahsan maka dapat disimpulkan :
1.
Sistem sekresi terdiri dari ginjal, kulit,
paru-paru dan hati. Keempat organ tersebut saling mempengaruhi dan mengeluarkan
air, tetapi setiap organ mengeksresikan zat-zat yang berbeda. Ginjal merupakan
organ yang terpenting dalam sistem sekresi.
2.
Digesti (pencernaan) adalah proses pemecahan zat-zat
makanan sehinggadapat diabsorpsi oleh saluran pencernaan. Proses digesti
meliputi: (1)pengambilan makanan (prehensi), (2) memamah (mastikasi),
(3) penelanan(deglutisi), (4) pencernaan (digesti), dan (5)
pengeluaran sisa-sisa pencernaan(egesti). Berdasarkan proses
pencernaannya dapat dibedakan menjadi digestimakanan secara mekanis, enzimatis,
dan mikrobiotis.
3.
Absorbsi adalah pemindahan hasil akhir pencernaan KH,
L. P (gula sederhana, asam lemak dan asam amino) melalui dinding usus ke
sirkulasi darah dan limfe untuk digunakan sel-sel tubuh
3.2
Kritik dan Saran
Dalam pembuatan makalah ini banyak
terdapat kekurangan, oleh karena itu penulis berharap agar pembaca dapat
memberikan kritik dan saran. Dan semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis
pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier,
Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu
Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Anderson,
Clifford R. 2001. Petunjuk Modern
Kepada Kesehatan. Bandung: Indonesia Publishing House.
Guyton
dan hall. 2008 Fisiologi
kedokteran.perpustakaan nasional. Jakarta.
http://aswidhafm.blogspot.com/2011/11/makalah-sistem-pencernaan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar